Setelah klan rubah suci di Kerajaan Xiling hancur akibat tindakan kejam Xiling Xuan, sang pendeta klan, Tu Shan Yue, selamat hanya dengan sebagian jiwa dan bertekad untuk membalas. Ia melacak pangeran hingga ke istana kerajaan, lalu mengambil tubuh sang permaisuri yang telah meninggal, Jiang Xin’er, untuk menyusup ke pusat kekuasaan sebagai bagian dari rencana pembalasan. Namun, lewat kedekatannya dengan pangeran dan menghadapi rahasia kelam kerajaan, ia memahami bahwa bukan hanya dendam yang menggerakkan — ada kebenaran tersembunyi yang mengguncang dasar dari klan dan kerajaan. Di antara tipu daya mahkota, roh-rubah yang terjebak dalam tubuh manusia harus menavigasi kasih yang tak terduga, pengkhianatan yang lama tersembunyi, dan pertarungan antara kewajiban terhadap klan dan hati yang mulai berubah. My Foxfoe Queen memadukan suasana magis dan politik istana, di mana cinta dan dendam tak bisa dibedakan, dan di mana identitas—baik manusia maupun roh—menjadi medan pertarungan yang paling berbahaya.