Tokoh utama, Kurisu Eiji, awalnya adalah seorang akuntan pajak — hidupnya sudah ditata, jalannya diprediksi: ia ingin bergabung ke firma ayahnya. Namun sebuah peristiwa menghancurkan mimpi itu, membuatnya jatuh ke jurang kebingungan dan kehampaan. Tak lama kemudian, secara kebetulan dia bertemu dengan seorang pemilik kuda kaya — dan dunia Eiji berubah seketika. Dari angka dan dokumen, ia masuk ke arena trek pacuan kuda: kuda, pelana, debu, suara langkah — semua asing baginya, namun menawarkan harapan baru yang membius. Passing the Reins menarik karena bukan hanya soal balapan atau ambisi memenangkan kompetisi, melainkan soal transformasi diri. Eiji digambarkan sebagai manusia patah yang harus bangkit dari puing harapan lama, mengambil palu kehidupan baru — pelan-pelan, dengan rasa ragu, tapi dengan tekad yang bangkit kembali. Visual serial ini pun tak kalah menarik: lanskap pedesaan Jepang, ladang hijau, kuda berlari di trek — memberi kontras menyegarkan dibanding drama urban biasa. Itu membuat serial ini terasa seperti petikan udara segar bagi penonton yang lelah dengan drama dramatis biasa.
